Anak-anak kelas 5 ini pada umumnya anaknya periang, tidak bisa lama untuk duduk diam dan lebih banyak bergerak. Lebih dari 50 persen siswa kelas 5 Kinestetik, sehingga dalam belajar pun perlu banyak praktek.
Saat awal masuk anak-anak mendapat pendataan untuk pembagian tas dan sepatu. Akan tetapi setelah berjalan beberapa bulan belum ada kabar. Di sisi lain memang ada siswa putra kelas 5 yang sepatu nya sudah menganga yaitu Ali hasan.
Wali kelas berharap saat pengajuan sepatu untuk Ali hasan cepat terealisasi, karena pernah saat Ali hasan latihan upacara mencoba menjadi pengibar bendera sangat terlihat sepatu yang terbelah nya.
Setelah menunggu hampir 3 bulan, sepatu tak kunjung datang. Disisi lain anak-anak putra yang diawali oleh Fazri sering melihat sepatu Ali hasan, dan saat melihatnya Fazri tergerak hatinya. Fazri dan Yazid menyampaikan kepada Kiano, lalu Kiano mengumpulkan semua putra dan akhirnya anak-anak putra bermusyawarah untuk iuran perorang 10.000 selama bulan oktober, dan alhamdulillah tidak menunggu lama sekitar sepekan, terkumpul uang untuk membeli sepatu.
Setelah terkumpul uang untuk membeli sepatu, diberikan kepada Ayubi dengan asumsi ayubi rumah nya dekat dengan pasar. Ayubi dan Yazid juga teman2 memperhatikan ukuran sepatu ali hasan, dan diperkirakan oleh anak-anak ukuran sepatu nya 36, akan tetapi Yazid menyarankan Ayubi untuk membeli ukuran 37 supaya tidak kekelecilan dan bisa terpakai lama.
Akhirnya setelah pulang sekolah Ayubi membeli sendiri sepatu ke pasar, dengan mencari-cari ke berbagai toko akhirnya ayubi mendapat sepatu yang ukuran nya pas dan sesuai dengan dana yang dikumpulkan.
Keesokan hari nya teman2 putra membuat keisengan untuk ali hasan dengan berpura-pura sepatunya di buang katanya udah harus di singkirkan, ternyata dibalik itu anak-anak mengganti dengan sepatu baru, terlihat ali hasan berkaca-kaca terharu atas pemberian teman-teman nya.
Saat bu Ratih menerangkan bahwa hari ini anak-anak telah mendapat pelajaran berharga. Ayubi berceloteh, " Bu ini mah bukan pelajaran cuma iuran. " . Bu Ratih menjawab, " Ini justru pelajaran berharga dalam kehidupan kalian, bagaimana kalian melihat kasus/masalah sehari-hari dan kalian bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah lalu ada eksperimen nya. Masalah nya adalah sepatu Ali hasan yang menganga, lalu kalian bermusyawarah dan menentukan harus iuran berapa peranak dan lalu kalian menentukan ukuran sepatu dari perbandingan benda yang asli dan aksinya Ayubi membeli sepatu dengan ukuran yang ternyata pas di kaki Ali. Dan Ayubi atas saran Yazid membeli sendiri tanpa ada orangtua yang mengantarnya, itu juga sebuah keberanian dan kepandaian dalam memutuskan suatu aksi."
Anak-anak menggangguk tanda mengerti.
Memang ternyata anak-anak ini perlu ditanamkan bahwa sebenarnya di sekolah itu tidak hanya diharapkan mampu mengerjakan pelajaran tetapi mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, inilah sekolah kehidupan nyata dan terdekat dari anak-anak, yaitu mampu membuat sesuatu hal menjadi berharga. Diharapkan kelak setelah dewasa mereka dapat mudah menyelesaikan masalah apapun dengan bijak. Inilah belajar dalam sekolah kehidupan.
SHARE THIS
0 komentar: