Pada hari sabtu, shafa dan teman-temannya mengadakan kerja kelompok di rumah shafa untuk mencoba membuat peuyeum ketan. Sebelumnya, anak-anak di buat 2 tim yaitu putra kasa bersama teman-teman akan membuat peuyeum singkong dan tim putri shafa bersama teman-teman membuat peuyeum ketan. Tim ini dipersiapkan untuk menampilkan bazzar di Kabaya Sunda bulan Desember nanti.
Shafa dan teman-temannya bersemangat mempersiapkan semua nya, dimulai dari mencuci beras ketan putih dan merendam nya selama 2 jam, lalu mengukus beras ketan selama 20 menit pertama, lalu setelah di angkat dan dicuci air panas didiamkan dulu sampai agak merekah beras ketan nya, dan setelah itu direndam kembali 20 menit lagi.
Sambil menunggu proses pengukuran, anak-anak membuat cemilan donut, setelah kenyang membuat dan memakan donut anak-anak mengangkat dan meniriskan peuyeum ketan setelah itu dibungkus daun pisang dan di diamkan di tempat kedap udara selama 3 hari.
Setalah 3 hari shafa membawa peuyeum ketan nya ke sekolah, dan pada hari yang bersamaan ummi shafa diminta menjadi guru tamu untuk menjelaskan pembuatan peuyeum ketan kepada anak-anak.
Ummi Shafa menerangkan proses pembuatan peuyeum ketan di depan kelas 5, lalu anak-anak mencicipi hasil pembuatan peuyeum ketan di rumah Shafa, hasilnya peuyeum ketan berasa manis dan asam, yang menandakan proses fermentasi berlangsung. Sebelum ummi Shafa ada pa Syarif yang juga menjadi guru tamu di kelas 5 untuk tim putra nanti membuat peuyeum singkong. Pa Syarif menjelaskan dan mempraktekkan langsung cara pembuatan peuyeum singkong yang biasa pa Syarif buat di rumah.
Setelah ummi Shafa menjelaskan di kelas, anak-anak mencoba membuat peuyeum ketan di kelas, ada kejadian yang menarik untuk anak yang tidak suka rasa peuyeum ketan, mereka sambil menunggu dingin beras ketan yang sudah dikukus, inisiatif anak-anak memakan memakai bon cabe dan keju. Bu, ini enak rasa ketan pake kelapa, " kata marcela. Lalu anak-anak kelas 4 dan kelas 3 yang melewati tempat praktek membuat peuyeum tertarik dan mencoba ketan yang akan dibungkus daun, mereka banyak yang minta lagi seperti adam kelas 4. " Bu biar saya beli lah berapa an? Adam memelas". Bu Ratih menjawab ini bukan buat jualan tapi untuk pembuatan peuyeum dan stok nya pun tidak banyak. Ternyata anak-anak menyukai makanan khas Sunda lain seperti ketan.
Dan anak-anak menanti hasil pembuatan yang akan dimakan bersama nanti setelah sepekan saat jam tematik. Dimana setiap hari mereka bertanya, " Sudah ada hasilnya bu, pengen nyoba peuyeum ketan nya" , ujar Fatimah.
Peuyeum ketan dan peuyeum singkong yang dibuat anak-anak akan di buka dan diolah menjadi colenak di hari rabu. Anak-anak pun antusias membeli minyak dan gula untuk membuat colenak yang akan di buat nanti. Semoga saat bazzar nya nanti peuyeum yang dibuat enak rasa dan laku saat dijualnya...
0 komentar: