Ya, seperti kali ini. Peserta didik kelas 5 sudah siap untuk bermain. Bahkan diantara mereka ada yang sengaja membawa permainan dari rumah.
Yang akan dimainkan kali ini adalah permainan yang cocok dilakukan di luar rumah. Ada yang membawa kelereng juga layangan.
Peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok. Ada yang akan ‘belajar’ kelereng, layangan, dan egrang. Ya, di sekolah kami, egrang menjadi keseharian. Semua peserta didik boleh, kok, belajar memainkannya.
Di setiap kelompok kemudian dipilih peserta didik yang pandai memainkan permainan tersebut. Lalu dibagilah peserta didik lainnya untuk belajar permainan tersebut. Di permainan kelereng dan layangan, tentu saja yang menjadi gurunya adalah anak laki-laki, dan muridnya adalah anak perempuan. Tetapi di egrang, yang menjadi gurunya adalah anak laki-laki dan perempuan. Tentu saja mereka yang sudah bisa memainkannya.
Satu jam penuh, peserta didik kelas 5 bermain di lapagan. Tawa dan teriakan bahagia terpancar. Tentu saja, karena bermain memang fitrah semua anak. Dan cara inilah yang paling asik digunakan untuk belajar.
Lalu apa belajarnya?
Pertemuan selanjutnya semua peserta didik menyampaikan tentang permainan yang mereka mainkan. Apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana, menjadi unsur yang harus ada dalam penyampaian tersebut.
Ya, kali ini peserta didik kelas 5 belajar menyampaikan wacana deskripsi kaulinan barudak nu maké alat di sabudereun urang.
Bahasa Sunda? Ya, ini memang pelajaran Bahasa Sunda.
Karena mereka melakukannya secara langsung, jadi wacana deskripsi yang harus dibuat pun tidak menjadi masalah. Hanya saja banyak peserta didik yang masih harus dibimbing dalam penggunaan kosa kata bahasa Sundanya.
Belajar itu asik.
SD Juara téa…!
0 komentar: