Anak-anak selama di sana sangat menikmati suasana perkampungan yang lumayan tertata rapih. Awal kedatangan kita di sambut di bale-bale adat. Disana di kenalkan tentang adat, kebiasaan dan para pemangku adat.
Acara selanjutnya anak- anak diberi kesempatan sessi tanya jawab oleh MC kepada para tokoh. Yang aktif bertanya ada 3 siswa dan yang paling sering adalah Gazza.
Gazza bertanya adat dan agama di Kampung Cireundeu, padahal sebelum mereka pergi sudah di informasikan Wali kelas bahwa Kampung Cireundeu memeluk agama Sunda Wiwitan. Sebenarnya tabu untuk mereka pertanyaan itu, tapi karena pertanyaan dari Gazza lugas di tanyakan nya dan dengan mimik muka yang serius tidak ada tendensi apa-apa, mereka pun menjawab dengan senyuman dan menjelaskan bahwa di KTP tercantum agama aliran kepercayaan.
Setelah mendapat sambutan dan sessi tanya jawab, anak-anak mendapatkan pelayanan pembuatan kue egg roll gratis dan permainan calung. Semua siswa baik putra juga putri masing-masing memainkan calung dan mencoba, juga mencicipi hasil buatan egg roll mereka sendiri.
Siswa putra pun sangat antusias seperti siswa putri saat membuat egg roll, selain gratis rasa nya pun enak dan wangi. Setelah semua mencoba membuat kue egg roll sisa bahan yang ada pun mereka habiskan karena ingin terus mencoba dan memakan kembali kue egg roll.
Selesai acara inti, anak-anak istirahat sholat dan makan. Berhubung di kampung tersebut tidak ada masjid, dan anak-anak sudah ingin menyantap makan siang, Wali Kelas alhamdulillah bisa melobi Pemangku Adat untuk melaksanakan sholat di Rumah Adat.
Selesai sholat dan makan, anak-anak ingin naik ke gunung, seperti rencana awal. Ternyata waktu tidak memungkinkan karena jalannya lumayan jauh dan di sana dipastikan anak-anak pun akan bermain dan beristirahat agak lama, karena di sana suasana indah dan sejuk. Akhirnya di putuskan mereka boleh berkeliling sekitar kampung.
Kembali ke Gazza dan beberapa teman, mereka lebih menikmati berbincang-bincang dengan pemangku adat. Dan anak-anak antusias dengan kebiasaan makan mereka memakai bahan baku singkong. Fahmi pun bertanya bangunan-bangunan di sekitar rumah adat yang ternyata adalah makam para sesepuh Kampung Adat.
Para sesepuh adat sangat menyukai anak-anak yang aktif bertanya baik dalam penyambutan atau juga pada bincang santai saat istirahat, bahkan ada celetukan supaya Gazza tinggal di sana, karena memang secara pribadi Gazza anak petualang yang menyukai seni Sunda.
Anak-anak setelah cukup berkeliling dan berfoto juga istirahat kembali pulang ke sekolah dengan perasaan senang telah field trip yang ada suasana berbeda yaitu Kampung yang unik di tengah kota.
0 komentar: