Ya, ini adalah
pembelajaran tentang nilai pecahan mata uang di Tema 3 kelas 2. Mengenal nilai
dan kesetaraan pecahan mata uang, menjadi kompetensi dasar yang harus kami
capai. Itu kata Bu Ida, lho...
Dan hari yang aku
tunggu-tunggu pun tiba. Ya, hari Rabu. Wah, pasti asyik, nih! Ada PJOK, jajan,
dan ekskul.
Awalnya warung
kelas ini mau dilakukan di hari Selasa. Tapi ada beberapa teman yang belum
membawa uang. Jadi Bu Ida mengundurkan waktu untuk membuka warungnya. Eh, malah
pas. Kan jadi hari Rabu. Hari Rabu kami ada PJOK. Salah satu teman mengusulkan
agar warungnya di bawah saja, biar langsung setelah olahraga. Biar sejuk, kalau
kata Kanaya mah. Dan Bu Ida
setuju. Yes!
Dari awal pagi,
aku sudah semangat. Sangat bersemangat. Apalagi setelah TiTiQ. Masuk pelajaran
PJOK, ada permainan berkelompok, kelenturan yang Bu Hannah latihkan. Setelahnya
langsung cari Bu Ida dong...
Waah, Bu Ida
ternyata sudah menunggu kami.
“Bu Ida...!”
Panggil aku dan teman-teman.
“Sini, Teh!” Kami
semua mendekat.
“A... Siapkan
kursi dan mejanya, ya...!”
Aku dan
teman-teman kemudian mewarnai huruf-huruf yang sudah disiapkan. Sementara anak
laki-laki menyiapkan meja, kursi dan mengambil kotak besar berisi jajanan kami
nanti. Bu Ida memotong kardus besar. Huruf-huruf yang sudah kami warnai
kemudian ditempel ke kardus besar yang sudah dipotong. Dan... nama warung pun
selesai! Segera Bu Ida mendekat ke anak-anak putra. “A, tolong pasang!” Secepat
kilat, Arjuna naik ke pohon dan mengikat tali rapia ke batangnya. Dua ikatan di
dua batang berbeda. Dan nama warung pun gagah terpasang.
Jajanan
dibereskan di meja. Selesai!
Kami berdiri
mengelilingi meja, Bu Ida memberikan arahannya. Kami sudah dibagi menjadi
7 kelompok. Masing-masing 3 orang. Aku
sekelompok dengan Akifa dan Sakha.
Dan jajan pun
dimulai. Uuuh, sudah tidak sabar. Sampai tiba giliran kelompok aku. Raihan,
Daffa, dan Aya yang menjadi pembeli. Waah, pusing! Aku harus menghitung berapa
jumlah seluruh jajanan, kemudian memberikan uang kembaliannya. Aku memang tidak
pernah jajan sendiri, jadi... Tapi, kan ini belajar. Kata Bu Ida, karena kita
tidak bisa, harus mau belajar. Dan aku selalu bersemangat untuk belajar.
Jadi penjual
selesai! Sekarang, giliran jadi pembeli. Jajaaaaan! Eh, ada Pak Tito. Beliau
berdiri di belakang aku. Senyum-senyum melihat kami semua. Kemudian berlalu.
Bergiliran tiap
kelompok. Eh, datang juga Bu Nining dan Bu Liya ikut jajan. Kami senang. Malah
kakak-kakak kelas 6 juga ikut jajan. Waah, jualan kami laku. Kami semua senang.
Aku apalagi.
0 komentar: