Selasa, 30 Oktober 2018

Pencak Silat Bukan Sekedar Seni, Sebuah Perjalanan JKTC Ke-10

Para Juara di Kontes JKTC-10
Oleh : Ronny Lesmana Hartono, S.Pd.

Pencak silat adalah seni perang yang lahir dari Rahim bumi nusantara, menurut beberapa  catatan dari para peniliti dan seniman ternyata seni perang ini mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seni beladiri dari beberapa negara di asia tenggara walaupun tidak dalam perkembangannya pencak silat juga mendapatkan pengaruh dari beladiri dari luar Indonesia.

Pencak silat sebagai  ilmu perang murni memiliki empat aspek yang bermanfaat bagi kita yang menggelutinya, diantara empat aspek itu adalah : olahraga, beladiri, seni, dan spiritual. Aspek olahraga sangat terlihat dari tehnik yang dilatih, insya Alloh itu menjadi perantara kita menjaga kesehatan sebagai anugerah Alloh SWT. Aspek seni terlihat dari tehnik perang yang begitu memperhatikan alur gerak agar serangan efektif dan mematikan dengan penggunaan tenaga minimal. Aspek beladiri jelas terlihat dalam setiap geraknya, sedangkan aspek spiritual ditunjukan bahwa para pesilat memiliki jiwa-jiwa pejuang yang pantang menyerah. Tidak itu saja lebih jauh point penting dari aspek spiritual dari silat adalah mengajrakan manusia beramal sholeh kepada semua insan dan taat beribadah kepada Sang Khaliq Alloh SWT. Seperti yang digambarkan dalam pepatah silat Minangkabau “Lahir silat mencari kawan, bathin silat mencari Tuhan”.

Munculnya film-film action yang dibintangin Iko Uwaios dan ditambah pencapaian prestasi kontingen silat Indonesia di Asian Games 2018, membuat seni  perang nusantara ini seperti bangun dari  tidurnya. Seni perang ini semakin mendapatkan sorotan  dan banyak  yang mempelajari di berbagai negara khgususnya Eropa, bahkan beberapa negara Asia Barat mulai menjajaki seni perang ini. Kita patut bangga dan besyukur , budaya bangsa ini dipelajari oleh banyak orang. Tetapi kita pun harus bersiap dengan persaingan di kancah olahraga prestasi, karena bagaimana pun kita harus menjaga asa bahwa kita yang terbaik.

Oleh karena itu, pembelajaran pencak silat lengkap dengan empat aspeknya yang dilakukan mulai ditingkat sekolah dasar sangatlah tepat. Melalui pembelajaran pencak silat, diharapkan anak-anak sejak usia dini tumbuh menjadi insan-insan yang mulia. Selain itu jika melihat persaingan prestasi dimasa yang akan datang kita sudah siap karena memliki generasi yang tidak terputus.

SD Juara Bandung salah satu sekolah dasar yang memiliki ekstrakurikuler pencak silat sejak tahun 2009. Kegiatan ekstrakurikuler silat SD Juara Bandung mencoba fokus kepada silat olahraga prestasi  atau silat katagori tanding sejak tahun 2010. Alhamdulillah mendali demi mendali sudah diraih, mulai tingkat Jawa Barat sampai Nasional antar pelajar.

Prestasi diwaktu yang terdekat ini adalah meraih tiga mendali emas dan tiga mendali perak di Jakarta Pencak Silat Championship ke-10 yang diadakan oleh PP PON Kemenpora RI di Cibubur Jakarta Timur pada tanggal 20-21 Oktober 2018. Bukan hal yang mudah bagi anak-anak mengikuti JKTC ataupun kejuraan silat, mereka harus melalui tiga fase yaitu : fase latihan dasar, fase latihan lanjutan, fase TC berjalan. Setiap fase sama beratnya karena mereka harus mengikuti latihan fisik dan tehnik, tapi walaupun berat bagi anak usia dini  akan terasa ringan karena metode latihan yang tepat untuk usia mereka.

JKTC 10 yang diadakan oleh PP PON Kemenpora RI mengambil tempat di GOR POPKI Cibubur Jakarta Timur, kejuraan silat antar pelajar ini berskala nasional dan tentu saja banyak sekali pesilat yang hadir dari berbagai provinsi di Indonesia. SD Juara Bandung mengirim enam pesilat yang lolos mengikuti tiga fase latihan. Mereka Adalah M Azmi (kelas 6), Ahmad Elang JL (kelas 5) Ihsan Abdurrahman (kelas 5), M Ilyas (kelas 4), Gilang Ramadhan (kelas 4), dan Azzam (Kelas 3).

Setiap pesilat memiliki kelas masing-masing sesuai dengan berat badan, dan tentu  saja mereka juga akan menghadapi pesilat-pesilat yang sama-sama sudah bersiap menghadapi JKTC 10. Bahkan bisa jadi kemampuan lawan serta prestasi lawan lebih unggul. Taktik dan strategi yang dimiliki bekal dari latihan akan hancur jika tidak dibarengi ketangguhan jiwa, begitu pula sebaliknya. Dua hal tersebut memiliki peranan penting dalam bertanding digelanggang silat.

Alhamdulillah empat aspek pencak silat yang dilatihkan kepada anak-anak sejalan dengan tujuan pendidikan SD Juara Bandung yaitu : religius, berilmu, dan tanggung. Sehingga saat mengikuti JKTC 10  pesilat SD Juara Bandung tampil tanpa beban walapun kemampuan lawan diatas mereka.

Setiap pesilat harus bermain dari babak-baka awal untuk menuju final, pertandingan dimulai di pagi hari pukul 08.00 untuk menuju final yang bisa digelar siang bahkan sore hari. Tentu hal ini menguras energi mereka. Alhamdulillah setiap babak bisa dilalui dengan perjuangan yang sepenuh hati, dan enam pesilat SD Juara Bandung tampil di final yang menentukan. Enam pesilat pada akhirnya memperoleh tiga emas atas nama Azmi, Ahmad Elang, dan Ihsan Abdurrahman, sedangkan tiga pesilat memperoleh perak atas nama M Ilyas, Gilang Ramadhan, dan Azzam. Rasa letih dan cedera tidak dirasakan mereka bertanding dengan sepenuh jiwa sehingga ketika selesai bertanding mereka tetap tersenyum dengan raihan masing-masing. Kenapa demikian, karena yang terfikir oleh mereka adalah bermian bagus bukan mendali. Semoga semangat mereka tertular kepada pesilat-pesilat SD Juara Bandung yang lain.

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar: