Pelajaran PLH kali ini, kita ingin membuat sesuatu yang bermanfaat untuk sekolah. Lalu dicobalah membuat biopori. Anak-anak saat ditanya, " Apakah biopori itu? ", mereka hampir kompak menjawab penangkal banjir. Dari istilah sudah tahu, akan tetapi cara membuat belum faham.
Sebelum mengadakan projel pembuatan biopori, anak-anak sudah ditugaskan membawa sampah organik atau sampah basah yang dikumpulkan di rumah masing-masing selama 3 hari. Lalu dihari senin nya dibawa ke sekolah.
Beberapa hari sebelum pembuatan biopori sudah memesan kepada hoose hold untuk membeli pipa biopori dan penutupnya. Dan sebelum pembuatan projek biopori anak-anak melihat tayangan cara pembuatan biopori di kelas, setalah itu membuat alat-alat nya.
Alat-alat yang disiapkan oleh anak-anak adalah membuat lubang biopori dengan bor biopori, karena membuat lubang dalam itu agak lama, membuat bergantian anak-anak membuat lubang nya, dan sebagian yang lain menunggu dengan melubangi pipa dengan bor.
Anak-anak putri, khususnya kelompok faiza, Fatimah, naysa, kayra, marcela Dan suci agak kesulitan membuat lubang biopori, ternyata banyak batu dan barang pecah belah bekas urugan tanah. Akhirnya dibantu oleh kelompok putra setelah kelompok putra selesai membuat biopori.
Shafa dan Syazwana bertanya, " Bu ini kalo sudah selesai dibiarkan saja?, katanya harus dirawat? " Bu Ratih menjawab, " Cara merawatnya dengan melihat pipa biopori setelah beberapa bulan, masih ada sampah organiknya atau sudah menipis. Bila sudah menipis maka harus di isi lagi, agar cacing dan bakteri mendapat makanan dan akhirnya tetap melubangi tanah sekitar biopori. "
Ada beberapa pertanyaan dari siswa, diantaranya Firyal, " Bu buat apa dilubangi pipa?", Bu Ratih menjawab, " Agar cacing tanah bisa masuk dan mendapat makanan dari sampah organik, bila banyak cacing maka lubang akan banyak dan air yang masuk ke pipa akan masuk ke dalam tanah sekitar pipa. Dengan seperti itu maka akan mengurangi genangan air di atas tanah, karena masuk ke lubang dalam pipa dan tanah sekitar lubang pipa biopori di dalam tanah. "
Dan sore sudah menjelang, anak-anak putra yaitu yazid, ali hasan, ayubi, raihan, haidar Dan fazri tetap semangat membantu sampai selesai sekitar pukul 15.00. Dan akhirnya ayubi berkata, " Bu biar kita aja yang membereskan ini, ibu ngajar aja! ". Subhanallah anak-anak ini rela baju kotor dan menunda kepulangan sampai selesai, juga melihat saya harus melatih anak yang lomba projek sehingga berkata seperti itu.
Semoga semangat dan pengorbanan mereka menjadi bekal pribadi yang tetap semangat dalam berjuang dan berkarya di saat dewasa kelak.
SHARE THIS
0 komentar: