Jumat, 03 Juni 2022

Prakarya dari Kulit Jagung



Hari Senin lalu, Bu Dewi membagikan kulit jagung di kelas. Lho, kok Bu Dewi??! Iya, Bu dewi, wali kelas 2A. Beliau menggantikan Bu Ida yang tidak masuk karena sedang menunggui putrinya dirawat di rumah sakit.

Kulit jagungnya sekarung, lho! Kami semua diminta mengambil masing-masing.

“Nanti di rumah dipotong ujung-ujungnya, ya. Lalu dijemur. Nanti hari Kamis dibawa lagi ke sekolah.” Begitu perintah dari Bu Dewi.

Aku mengambil satu. Begitu juga teman-temanku yang lain. Tapi... Ada yang membuang kulit jagungnya, lho! Temanku ini menangis gara-gara di kulit jagungnya ada semut. Hihi.. Lucu, ya! Ah, bairkan sajalah. Nanti kan dia sendiri yang rugi kalau Kamis tidak membawa.

Sesampainya di rumah, kulit jagung itu langsung kupotong ujung-ujungnya dan kujemur. Tapi... Cuaca kurang bersahabat. Mendung. Besok lagi sajalah jemurnya.

Ketika hari Selasa, aku lupa meminta bantuan Bunda untuk menjemur. Akunya kan sekolah. Tapi tak apa. Kan ini tugas aku. “Selama bisa dan tidak berbahaya, lakukan sendiri, ya.” Begitu Bu Ida sering bilang. Untung hari Rabu libur, jadi aku bisa menjemur kulit jagungku. Alhamdulillah kering, tapi... Kok merintil-merintil? Memang begini, mungkin...

Hari Kamis pagi, seperti biasa aku sekolah. Wah... Sudah tiga hari tidak bertemu Bu Ida, nih. Aku rindu. Bahkan ada temanku yang sepertinya cemas dan gugup kalau Bu Ida tidak ada. Kasihan.

Assalaamu’alaykum!” Suara lantang di pintu seperti aku kenal.

“Ye... Bu Ida!” Kami semua bersorak dan lari menuju Bu Ida. Kami peluk beliau. Beliau pun balas memeluk kami. Wah kalau ke anak-anak putri meluknya erat sekali sepertinya.

“Bu Ida rindu kalian” Lantang Bu Ida berbicara.

“Kita juga, Bu.” Seru kami hampir bersamaan.

“ Ok, bawa kulit jagungnya? Silakan keluarkan! Kita akan membuat prakarya dari kulit jagung ini, ya.” Pertama, pikirkan kalian akan membuat apa. Kemudian gambar di kertas, gunting, lalu jiplak di kulit jagung seperti ini. Setelahnya baru tempel di kertas karton hitam ini. Jreng jreng... Jadi!” Begitu Bu Ida memberikan intruksi.

Tapi, ada seseorang yang kemudian mendekati Bu Ida. Berbisik ke Bu Ida. Kemudian, “Wah, Bu Ida senang ada murid Bu  Ida yang mau berbagi. Ada yang kulit jagungnya hilang, eh ada temannya yang mau berbagi. MasyaaAllah. Semoga Allah jadikan kalian anak-anak yang suka berbagi.” Kata Bu Ida lagi. Oh, ternyata itu. Eh, yang tidak mengambil kulit jagung waktu hari Senin, kok sekarang bawa?

“Lemnya ada di depan, ya. Yang mau ngelem ke depan saja!” teriak Bu Ida lagi.

Kami pun asyik dengan tugas kami. Membuat gambar di kertas, mengguntingnya, mencetak di kulit jagung, mengguntingnya, lalu menempel di kertas karton hitam. Dan..., selesai. Alhamdulillaah.  




















SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 komentar: